PEKA
Di sejarah apa
yang mencatat secawan air pegunungan telah tumpah di lautan
Akan kembali, di
banyak yang sama? Di tempat yang senada? Sebagaimana biasa?
Kau mungkin
pernah menyusun perkiraan perihal
Perempuan adalah
sutra
Yang disampirkan
di badan lelaki bangsawan
Semacam masa
Joseon di Korea
Memekar
warna-warni di taman istana permaisuri dan selir-selir
Teduh merunduk lentik
menatap tanah
dan waktu
pemetikan
untuk
dinding-dinding kerajaan
Bagaimana bisa
kau tak tahu?
Sungguh ini
sebuah pengetahuan umum
Di antara
bunga-bunga yang merekah
Di bawah
kelopaknya, duri-duri tajam selalu bisa
Mengeluarkan merah
di sela jari-jarimu
Lalu nanah yang
hijau pekat adalah teman abadi
Oh kau..
Banyak-banyaklah
belajar, lagi
Pada kisah-kisah
masa silam:
Bunga yang telah
dipetik dari taman
Tak cukup punya
kuasa pada kehidupan, apalagi memekar
Di dalam cawan
yang berisi air
laut
Meski diletakkan
di dalam balairung
raja-raja.
***
—Aida Radar, Bandung
– Tidore, Oktober 2014 – Agustus 2015
No comments:
Post a Comment