Monday, April 22, 2013

UNTUK NENDENK







KISAH CINTA DI TEPI LAUT

beberapa tahun sebelum hari ini, saya tidak pernah tahu bahwa dermaga pulau kami ternyata mempunyai kisah cinta. berawal dari sebuah kapal yang singgah, dermaga tahu ada kalanya langit suka memakai baju merah delima. begini ceritanya: suatu ketika sebuah cruise berlabuh di dermaga lalu terdiam di sana. lama. orang-orang pulau mulai bertanya-tanya. mengapa kapal bagus itu tidak bergegas angkat jangkar saat waktu berhenti usai? sama seperti saya, orang-orang tidak pernah tahu bahwa dermaga ternyata mempunyai kisah cinta. sampai kemudian pagi-pagi sekali angin berkeliling pulau membawa kabar gembira. orang-orang pulau bersuka cita. bukan, bukan karena yang singgah bahkan menetap di pulau mereka adalah sebuah kapal mewah. namun bahagia itu terjadi sebab semenjak dibangun duapuluh empat tahun silam, tak ada kapal yang benar-benar membuat dermaga jatuh cinta. kapal-kapal yang pernah datang itu hanya membuang jangkar lalu menariknya kembali dan berlalu tanpa ada tanda tersisa di dermaga yang mereka sayangi. akhirnya kemarin, lampu-lampu malam di pulau berwarna-warni. orang-orang pulau seberang mendapati tepian pulau seperti langit, kerlap bintang pindah di tepi laut di malam hari. orang ramai bersorak sorai. dermaga dan cruise berjanji sehidup semati. di buku diary pink saya mencatat:
terimakasih Allah, satu kisah cinta dari dan untuk-Mu telah dimulai.
***
-AR, Bandung.22.4.14;06.07am-
saya menyebut tulisan di atas puisi. saya menulisnya khusus untuk seorang sahabat
—nendenk, yang menemukan kekasihnya di dua kemarin pagi
Nd’, Baarakallaahu laka, wa baaraka 'alaika, wa jama'a baynakumaa fii khair
^___^


*Ilistrasi diambil dari: http://images.detik.com/customthumb/2012/11/20/1026/img_20121120003516_50aa6dd4d0105.jpg?w=600