Sunday, February 14, 2010

kebun-kebun bunga di langit biru



Oleh : Aida Radar




beberapa hari dari kemarin, setumpuk kembang dionggokkan seseorang di depan kedua mata bertameng kaca milikku

harum putik dan benang sarinya menjejali indera pembauanku hingga malam melepas jubah pekatnya di remah-remah hujan pagi tadi

aku menikmati betul kesegaran embun-embun yang menetesi tiap kelopak beraneka warna beraneka warni itu


sebetik yakin seyakin-yakinnya daku akan adanya bunga-bunga berjenis serupa itu dalam sebuah tempat yang memang mengenalkan dirinya sebagai “garden” jika matahari tengah bertengger apik tiga jam sebelum memanggang bumi

namun ternyata ke-yakin-nan yang sejak dua ahad berlalu kupegangi erat, salah makan tafsir yang dibuat-buat


wah...! silih berganti rupa bebunga milikku yang pernah tersimpan dalam kepala, telah duluan ditanam seseorang lain di ruang bernada biru putih itu

beratus beribu beratusribu berjuta bermilyar triliyunan sampai menampak sang tak terhingga, memenuhi tiap sudut langit biru dan gumpalan kapas putih

lebih indah dan berwarna dari bunga-bungaku


aku heran

hingga terbengong-bengong

bagaimana bisa bunga sebanyak itu tumbuh dan memekar di langit? bukan dalam “garden” yang memang sengaja dipilih untuk memproklamirkan bahagia itu


oh... rupanya begitu

kembang-kembang itu tumbuh dan memekar di langit biru itu karena pemiliknya telah berhasil menyempurna dien-nya yang masih sepenggal lalu

selamat! selamat! selamat!

semoga aku dapatkan hadiah bunga-bunga hingga tak terhingga yang sama dari-Nya suatu hari nanti di waktu yang masih bergelut dengan misteri

***

(untuk kak Gegge dan k’Upik yang berbahagia hari ini. Barakallahu laka wa baraka ‘alaika wa jama’a bainakuma fii khair. Maaf tulisan z tidak mengikut serta di kado super besar sahabat-sahabat FLP Sulsel tadi kak.... ^_^)