Friday, May 29, 2015

Surat Pengembara untuk Ibunya (Harian Fajar Makassar, 24 Mei 2015)

A Scene in Zindagi Na Milegi Dobara, An Indian Movie



SURAT PENGEMBARA UNTUK IBUNYA


I
Ibu, mengapa saya asing
Pada pulang?

Lama dari itu, bermula
Lautan yang diseberangi
Puncak-puncak gunung ada di udara
Pepohonan berlari di sisi rel
Teriakan-teriakan pesing di terminal

Penyuka jalanan berteriak
“pergi… pergi…pergilah!
Kejar kisah-kisah saat tertidur
Catat sudut-sudut negeri muka bumi
Dalam kepala, juga dunia maya”

“pergi…pergi…pergilah!
Laut dan gunung akan mengenangmu
Sebagai pertapa.”

II
Ibu, apakah pulau-pulau baru
Adalah permata? Saya silau di sana

kapan orang-orang biasa pulang?

Ibu, menulislah surat banyak-banyak
Demi melihat Pak Pos
Di depan gua di puncak bukit
Saya bisa selalu
Bersiap-siap
Dengan bekal di pengembaraan

Ibu, jangan lupa, ya..
*

Aida Radar, Bandung, 15 Desember 2014

Tuesday, May 26, 2015

Anomali Hujan Puisi Harian Fajar Makassar (24 Mei 2015)


http://fiksi.kompasiana.com/puisi/2015/05/26/anomali-hujan-puisi-harian-fajar-makassar-24-mei-2015-719823.html

KLIK GAMBAR UNTUK MENUJU KE PUISI d^_^b

Puisi di Harian Cakrawala Makassar (23 Mei 2015)




TANGAN-TANGAN YANG MENGGAPAIMU

kau berbicara tentang hatimu yang remuk
lebur karena khianat merupa dari balik layar
orang-orang terkasih penggenggam rahasia-rahasia
yang hendak kau bawa hingga ke liang lahat
berdiri di sana

semacam itukah kau sebut kematian?

lalu airmata para malaikat, wajah perempuan yang tak berwarna,
orangtua yang menunggu putra-putri kembali,
di jalanan darah yang mengalir
di udara mesiu yang berpesta
di bawah kaki, bumi diguncang prahara
di tanah yang berabad lamanya disuruh memahami kehilangan
kau sebut apa?

sepanjang tahun-tahun lewat
teriakan-teriakan kerap tiba dari
penjuru tangan mereka yang menggapai-gapaimu,

kau masih berbicara
tentang hatimu yang remuk itu?

sementara mereka terus bergelut
dengan jiwa-jiwa yang terenggut

mungkin,
mungkinkah?
burung garuda
di dinding-dinding ruang pertemuanmu
perlu
diterbangkan
kembali

seperti sejarah yang kau baca hari ini

*

(Untuk Kita, Rohingya, Palestina, dan mereka yang disuruh memahami kehilangan)

—Bandung, 22 April – 19 Mei 2015