TANGAN-TANGAN YANG MENGGAPAIMU
kau berbicara tentang hatimu yang remuk
lebur karena khianat merupa dari balik layar
orang-orang
terkasih penggenggam rahasia-rahasia
yang
hendak kau bawa hingga ke liang lahat
berdiri
di sana
semacam itukah kau sebut kematian?
lalu airmata para malaikat, wajah perempuan yang tak berwarna,
orangtua
yang menunggu putra-putri kembali,
di
jalanan darah yang mengalir
di
udara mesiu yang berpesta
di
bawah kaki, bumi diguncang prahara
di
tanah yang berabad lamanya disuruh memahami kehilangan
kau sebut apa?
sepanjang tahun-tahun lewat
teriakan-teriakan kerap tiba dari
penjuru tangan mereka yang menggapai-gapaimu,
kau masih berbicara
tentang hatimu yang remuk itu?
sementara mereka terus bergelut
dengan jiwa-jiwa yang terenggut
mungkin,
mungkinkah?
burung garuda
di dinding-dinding ruang pertemuanmu
perlu
diterbangkan
kembali
seperti sejarah yang kau baca hari ini
*
(Untuk Kita,
Rohingya, Palestina, dan mereka yang disuruh memahami kehilangan)
—Bandung, 22 April – 19 Mei 2015
1 comment:
Begitulah.... Tak tahu mau bilang apa
Post a Comment