Tuesday, May 26, 2015

Puisi di Harian Cakrawala Makassar (23 Mei 2015)




TANGAN-TANGAN YANG MENGGAPAIMU

kau berbicara tentang hatimu yang remuk
lebur karena khianat merupa dari balik layar
orang-orang terkasih penggenggam rahasia-rahasia
yang hendak kau bawa hingga ke liang lahat
berdiri di sana

semacam itukah kau sebut kematian?

lalu airmata para malaikat, wajah perempuan yang tak berwarna,
orangtua yang menunggu putra-putri kembali,
di jalanan darah yang mengalir
di udara mesiu yang berpesta
di bawah kaki, bumi diguncang prahara
di tanah yang berabad lamanya disuruh memahami kehilangan
kau sebut apa?

sepanjang tahun-tahun lewat
teriakan-teriakan kerap tiba dari
penjuru tangan mereka yang menggapai-gapaimu,

kau masih berbicara
tentang hatimu yang remuk itu?

sementara mereka terus bergelut
dengan jiwa-jiwa yang terenggut

mungkin,
mungkinkah?
burung garuda
di dinding-dinding ruang pertemuanmu
perlu
diterbangkan
kembali

seperti sejarah yang kau baca hari ini

*

(Untuk Kita, Rohingya, Palestina, dan mereka yang disuruh memahami kehilangan)

—Bandung, 22 April – 19 Mei 2015




1 comment:

lelaki manis said...

Begitulah.... Tak tahu mau bilang apa