Tuesday, September 24, 2013

Di Sekitar



 










DULU

di dalam huru hara
darah muda tumpah ruah
di jalanan, layar kaca, kertas-kertas dan rumah tuan pencari
memberdirikan pilar-pilar nubuwwah
yang mulai rubuh satu-satu
mereka hanyalah penonton
dari jendela-jendela mobil berpendingin
kemudian sejarah bergulir lewat bibir tebu atau bergincu
dalam kertas plastik yang dipaku pada deretan pohon jalan

dulu. saya pernah berada di sana. berbaju koko dan peci —koordinator lapangan
dulu. saya pernah berada di sana. membaca puisi hingga jilbab basah oleh telaga yang datang dari mata para syuhada.
dulu. saya aktivis gerakan
dulu. saya pengemban dakwah
dulu. saya punya rambut di bawah dagu
dulu. kerudung saya panjang dan lebar

dunia
manusia
pada apa yang datang dari langit
mengapa harus ada kata dulu?
*
—AidaRadar.Masjid DTBandung.24.9.13;08:01pm
Setelah mendengar dan terngiang-ngiang kata “dulu” yang terasa merobek-robek hati

No comments: