Saat
mengikuti talkshow Salman Women and
Education (ALMOND) bertajuk “Menjadi Wanita Tangguh di Era Digital” yang
dilaksanakan oleh Panitia Pelaksana Program Ramadhan (P3R) 1434 H Masjid Salman
di Aula Timur Institut Teknologi Bandung (ITB) Ahad kemarin (21-7-2013), ada
seorang gadis duduk di samping kanan saya. Kami hanya sempat senyum-senyum saja.
Tidak ada sapaan. Selang beberapa waktu, nama gadis itu dipanggil MC. Ia
didaulat membacakan puisi karyanya —yang ditulis Sabtu pekan lalu (13-7-2013),
di depan hadirin talkshow. Saya lalu
teringat sebuah sms yang masuk di hp malam sebelumnya “assalamualaikum, teh,
besok di harapkan dtang ke talkshow almond, dan mempersiapkan diri untuk
pembacaan puisi.. wassalamualaikum..”.
Saya
berjaga-jaga. Jangan-jangan setelah gadis itu selesai membacakan puisinya, nama
saya akan dipanggil? Astaga! Bagaimana
ini? Saya sedang pilek berat dari Sabtu sore kemarin dan saya tidak bisa
membayangkan suara saya yang membacakan puisi nanti. Pastilah sengaaauuu tingkat tinggi! Di dalam hati, saya tidak henti-hentinya curhat dan berdoa, “Allah, bagaimana
ini? Suara saya sengau sekali. Bagaimana jika hasil pembacaan saya yang memang
sudah jelek,malah bertambah jelek dengan suara ini? Allah, semoga segala sesuatunya
baik-baik saja.”
Talkshow
hari itu puncak acara dari serangkaian kegiatan Almond, meliputi lomba Food Cake, Hasta Karya dan PenulisanPuisi —yang seluruh pesertanya perempuan, yang telah dilaksanakan sebelumnya, pada
13 Juli 2013, saat hujan enggan pulang dari langit Kota Bandung. Saat
pelaksanaan lomba menulis puisi, di samping kanan saya ada seorang gadis
berkacamata. Kami berkenalan, bertukar sedikit cerita, hingga bertukar nomor hp.
Ternyata gadis itu masih SMA dan yang membuat saya sangat senang: dia adalah
anggota FLP Bandung! (Di setiap lomba penulisan atau hal-hal yang berkaitan
dengan buku, saya yakin, meski hanya satu, pasti ada anggota FLP di situ) d^_^b
Talkshow
berjalan dengan lancar dan sarat pengetahuan. Selama acara, hidung saya masih
meler-meler saja. Di dalam hati, saya juga masih tetap curhat dan berdoa.
Hingga tibalah di ujung acara. Itu adalah waktu bagi pengumuman pemenang tiap
item lomba Almond. Lho? Saya tidak
dipanggil untuk membacakan puisi, ya? Apakah skenarionya berubah? Saya
kebingungan, sampai kemudian teringat pada curhat dan doa-doa yang tidak putus
saya kirimkan pada-Nya. Saya senyum sendiri.
Pemenang
lomba puisi dibacakan lebih dulu. Saat dipanggil nama pemenang ke-tiga, seorang
gadis berkacamata berjalan ke depan hadirin dan berdiri di sana. Saya berdiri
dan melakukan hal yang sama ketika MC menyebutkan Ummu Syahidah (Padahal saya
menuliskan Ummu Syahidah/Aida Radar, tapi sepertinya panitia mengutamakan nama
original ^_^ ) sebagai pemenang kedua. Setelah pemenang pertama dipanggil dan
berdiri di depan, di samping kanan saya, kami diberi sertifikat oleh istri
ketua umum pengurus Masjid Salman.
Balik
ke tempat duduk, seperti ada yang mengganggu pikiran. Saat perlombaan, saya
duduk di samping gadis berkacamata yang tadi di depan berdiri di posisi ke-tiga;
saat pengumuman, saya duduk di samping gadis yang membacakan puisi yang tadi di
depan berdiri di posisi pertama. Kok bisa begitu, ya? :O
Allah. Seluruh Jawaban hanya ada di sana. :)
2 comments:
Amazing....!!!
selamat yaa Neng...!!
Go ahead...
Thank you, Akang Surakang. :)
Ckckck... Eksis sekali tawwa di sosmed. Tinggal ikut casting saja untuk jadi artis. :p
Post a Comment