Monday, July 22, 2013

SEBUAH SKENARIO






Saat mengikuti talkshow Salman Women and Education (ALMOND) bertajuk “Menjadi Wanita Tangguh di Era Digital” yang dilaksanakan oleh Panitia Pelaksana Program Ramadhan (P3R) 1434 H Masjid Salman di Aula Timur Institut Teknologi Bandung (ITB) Ahad kemarin (21-7-2013), ada seorang gadis duduk di samping kanan saya. Kami hanya sempat senyum-senyum saja. Tidak ada sapaan. Selang beberapa waktu, nama gadis itu dipanggil MC. Ia didaulat membacakan puisi karyanya —yang ditulis Sabtu pekan lalu (13-7-2013), di depan hadirin talkshow. Saya lalu teringat sebuah sms yang masuk di hp malam sebelumnya “assalamualaikum, teh, besok di harapkan dtang ke talkshow almond, dan mempersiapkan diri untuk pembacaan puisi.. wassalamualaikum..”. 

Saya berjaga-jaga. Jangan-jangan setelah gadis itu selesai membacakan puisinya, nama saya akan dipanggil? Astaga! Bagaimana ini? Saya sedang pilek berat dari Sabtu sore kemarin dan saya tidak bisa membayangkan suara saya yang membacakan puisi nanti. Pastilah sengaaauuu tingkat tinggi!  Di dalam hati, saya tidak henti-hentinya curhat dan berdoa, “Allah, bagaimana ini? Suara saya sengau sekali. Bagaimana jika hasil pembacaan saya yang memang sudah jelek,malah bertambah jelek dengan suara ini? Allah, semoga segala sesuatunya baik-baik saja.”

Talkshow hari itu puncak acara dari serangkaian kegiatan Almond, meliputi lomba Food Cake, Hasta Karya dan PenulisanPuisi —yang seluruh pesertanya perempuan, yang telah dilaksanakan sebelumnya, pada 13 Juli 2013, saat hujan enggan pulang dari langit Kota Bandung. Saat pelaksanaan lomba menulis puisi, di samping kanan saya ada seorang gadis berkacamata. Kami berkenalan, bertukar sedikit cerita, hingga bertukar nomor hp. Ternyata gadis itu masih SMA dan yang membuat saya sangat senang: dia adalah anggota FLP Bandung! (Di setiap lomba penulisan atau hal-hal yang berkaitan dengan buku, saya yakin, meski hanya satu, pasti ada anggota FLP di situ) d^_^b

Talkshow berjalan dengan lancar dan sarat pengetahuan. Selama acara, hidung saya masih meler-meler saja. Di dalam hati, saya juga masih tetap curhat dan berdoa. Hingga tibalah di ujung acara. Itu adalah waktu bagi pengumuman pemenang tiap item lomba Almond. Lho? Saya tidak dipanggil untuk membacakan puisi, ya? Apakah skenarionya berubah? Saya kebingungan, sampai kemudian teringat pada curhat dan doa-doa yang tidak putus saya kirimkan pada-Nya. Saya senyum sendiri. 

Pemenang lomba puisi dibacakan lebih dulu. Saat dipanggil nama pemenang ke-tiga, seorang gadis berkacamata berjalan ke depan hadirin dan berdiri di sana. Saya berdiri dan melakukan hal yang sama ketika MC menyebutkan Ummu Syahidah (Padahal saya menuliskan Ummu Syahidah/Aida Radar, tapi sepertinya panitia mengutamakan nama original ^_^ ) sebagai pemenang kedua. Setelah pemenang pertama dipanggil dan berdiri di depan, di samping kanan saya, kami diberi sertifikat oleh istri ketua umum pengurus Masjid Salman.

Balik ke tempat duduk, seperti ada yang mengganggu pikiran. Saat perlombaan, saya duduk di samping gadis berkacamata yang tadi di depan berdiri di posisi ke-tiga; saat pengumuman, saya duduk di samping gadis yang membacakan puisi yang tadi di depan berdiri di posisi pertama. Kok bisa begitu, ya? :O

Allah. Seluruh Jawaban hanya ada di sana.
:)

2 comments:

Unknown said...

Amazing....!!!
selamat yaa Neng...!!
Go ahead...

aida_radar said...

Thank you, Akang Surakang. :)
Ckckck... Eksis sekali tawwa di sosmed. Tinggal ikut casting saja untuk jadi artis. :p