A small attempt to be a part of the history of the commemoration of Asian African Conference 2015. ^0^
Monday, April 20, 2015
catatan untuk pengantin hari ini
Saya sungguh ingin berada di
Makassar hari ini. Menghilang tiba-tiba dari Bandung ke Makassar. Hari ini
saja. Cukup hari ini.
Sayangnya, hayalan hanya ada di
cerita-cerita fiksi. Dunia nyata tak punya kemampuan mewujudkan
keinginan-keinginan absurd macam itu.
Hari ini di sebuah tempat di Gowa, ada sobat saya dan seorang lelaki yang dipilihnya, mengikrarkan janji
di hadapan Allah untuk saling mendampingi di hari-hari depan, saling
melengkapi, juga berbagi sukar dan senang bersama-sama.
Sayangnya, saya tak bisa menyaksikan
secara langsung di sana. Ah, saya sedih. :’(
Untunglah Allah kita yang Maha
Kasih, menyediakan doa sebagai bagian terpenting dari sebuah acara pernikahan.
Sehingga walaupun terpisah jarak dan waktu, saya doakan semoga sobat saya dan
imamnya yang mengikat hati hari ini bisa menjadi pasangan yang berumahtangga
dalam sakinah, mawaddah, wa rahmah.
Wiwi,
melengkapi catatan ini, saya
ingin membagi kutipan nasehat pernikahan yang disampaikan Bapak ke-dua saya —Bapak
Amien Rais—
pada Mbak Hanum saat Mbak Hanum akan menikah dengan Mas Rangga. Nasehat ini
saya dapati di buku tentang Bapak yang berjudul Menapak Jejak Amien Rais. Di
buku ini, Mbak Hanum menulis kata-kata Pak Amien yang sangat-sangat-sangat saya
sukai dan hapal betul:
“Nduk, pernikahan adalah berhenti
untuk saling membandingkan.”
Kata-kata yang sederhana saja,
kan? Namun bila direnungkan maknanya, inshaAllah sungguh
akan sangat berharga sekali.
Semoga nasehat dari Bapak itu bisa
menemani langkahmu dan suami di rumah cinta yang baru saja kalian bangun. Barakallahu laka wa baraka 'alaika wa jama'a bainakuma fii khair. Aamiin… ^_^
*
Peluuuuuukkk dari jauh... :D
Describing :
Hanya Sekedar Kata,
Saling Mengingatkan.,
Women'S Zone
Sunday, April 19, 2015
Puisi yang Dilagukan
Z kira telah hilang bersama hardisk yang rusak. Ternyata masih tersimpan di memori hape lama. Baru kemarin menemukannya lagi.
Klik gambar untuk menuju ke Soundcloud. ^^
Saturday, April 18, 2015
Memosting Puisi dari Film..
Kadang-kadang saya merasa iri pada para lelaki. Mereka mempunyai kemampuan untuk menjalin persahabatan yang selalu nampak keren di mata dunia. Persahabatan para lelaki banyak diangkat menjadi cerita-cerita novel maupun film yang laris manis. Tak seperti persahabatan para perempuan yang cenderung melankolis, persahabatan para lelaki terasa membawa warna kehidupan di dalamnya. Saya belajar banyak hal dari percakapan-percakapan, gesture, dan sikap mereka.
Saya berpikir, mungkin karena pengetahuan kita bersama bahwa perempuan adalah tentang perasaan dan laki-laki adalah logika yang berjalan, maka cerita-cerita perihal persahabatan para lelai jadi terasa manusiawi. Manusiawi yang saya maksud di sini karena ia terlihat di permukaan, bukan cerita manusiawi yang tersembunyi semacam cerita persahabatan para perempuan.
Ah, atau mungkin karena saya perempuan, belum pernah merasakan menjadi lelaki, merasakan persahabatan mereka, hingga saya menjadi penasaran, lalu menganggap itu adalah sesuatu yang keren. Kalau saya tiba-tiba berubah menjadi lelaki dan menjadi bagian dalam persahabatan yang saya maksud di atas, mungkin saja hal yang saya anggap keren itu justru sesuatu yang biasa-biasa saja. Dan karena saya telah mengalaminya, maka tak ada lagi yang terasa istimewa. Kira-kira begitu atau tidak, ya? ^^
Aih... Sudahlah! Ini hanya asumsi pengantar saya saja.
Yang ingin saya bagi di sini bukanlah elaborasi mendalam perihal topik itu.
Saya baru saja memosting sebuah puisi karya Javed Akhtar, seorang penyair India, yang saya dapatkan dari film India berjudul Zindagi Na Milegi Dobara. Ini film lama, tapi saya sukak! Saya sering menontonnya ulang. Kadang hanya untuk mendengar dan melihat puisi-puisi Javed Akhtar dibacakan Imran (salah satu tokoh di film ini) atau kadang hanya untuk mendengar dan melihat percakapan-percakapan di sana.
Saya memosting salah satu puisinya di tumblr saya ini (klik link ini). Sebenarnya saya pernah memosting satu puisi yang lainnya sebelumnya di sini.
Jika kamu tertarik membacanya, silakan berkunjung. :)
Describing :
Bukan Sadjak,
Hanya Sekedar Kata,
Women'S Zone
Subscribe to:
Posts (Atom)