3 pelukan
kapan terakhir kita
berpelukan?
tiba-tiba saja aku
mempertanyakan itu.
seberapa sering?
entahlah.
mungkin karena tak
terhitung, aku tak bisa mengingat jumlahnya.
mungkin karena hanya
seberapa, aku lupa pada angka berapa ia membatas.
namun ada dua
pelukan yang paling aku ingat.
pelukan pertama:
waktu itu suara
mengaji dari masjid sudah diputar lama
kita masih berada di
pantai. bayangan papa yang segera tiba membayang. kita akan kena dera dengan
kayu bakar sebab pulang menjelang azan dan batobo.
kau dan aku basah
kuyup di dekat jembatan kayu kecil yang dibuat pak nelayan untuk anak-anak
nakal seperti kita dan teman lainnya yang selalu bersalto atau lompat ke dalam
air laut dari atas perahu ikannya.
berpelukan dan
berjanji untuk saling menyayangi, setelah sepanjang tahun kita habiskan banyak
dengan menjadi tom dan jerry.
pelukan kedua:
kamar semacam kapal
pecah. kamu memakai kaos hitam himpin. aku? daster pink putih selutut. aku
masih ingat itu.
di satu sudut, aku
memelukmu erat. tersenyum dan menghibur dengan rasa bersalah.
airmatamu berjejak
di lantai, yang beberapa menit sebelumnya kita jadikan sebagai ring bagi para
petinju profesional.
tidak ada janji
saling menyayangi yang terucap. hanya bahwa pelukan itu terpahat kuat di dada
ini.
akan ada satu
pelukan lagi yang aku ingat.
saat menulis ini,
kedua tanganku sedang memanjang dari bandung dan tiba di pangkep.
melewati lautan
antara jawa dan sulawesi.
melewati apapun yang
selalu sulit mulut sampaikan.
untuk memelukmu.
*
selamat milad, max.
selamat menjalani angka 23. ^_^
diriku sengaja
memosting ini jam 23.59 waktu makassar. 1 menit sebelum tanggal di kalender bulan
maret berpindah dari 16 ke 17. :p
—AR,Bdg.16.3.14;9.03pm
1 comment:
So sweetnya
Wah...so lucky Mawaddah dibuatin puisi indah dari sang kakak tercinta
Post a Comment