Aku Mengenalmu Lewat Senyum
Adalah kau yang melempar kuluman senyum itu di atas pandangan mataku yang terpukau pada pohon jambu putih di depan ruang kelasmu
Adalah kau yang menyapaku dan mencairkan kebekuan yang senantiasa melingkupiku semenjak belum satu pun wajah yang menghadangku
Adalah kau yang menggamit tanganku dan dia
Menyatukan kita bertiga dalam bingkai bernama persahabatan
Tertawa dan menangis bersama di segala tempat yang kita ikrarkan sebagai peneduh dikala hati mulai kempas kempis tak mampu menahan gejolak yang mendera-dera
Adalah kau yang menyakinkanku bahwa walau kita bertiga terhempas di pulau-pulau tak bernama yang berbeda tak akan merubah padanan hati yang telah mengikat
Adalah kau dan dia yang senantiasa tersimpan dalam dasar hati yang merah marun warnanya
Tiada akan kujadikan legenda semata
Namun kan kuabadikan sebagai kasih sayang teranyar yang pernah kulakoni
Maka saudaraku sekaligus sahabatku
Hari ini
Selamat milad kuucapkan padamu
Ingatlah!
Di kepalamu yang telah bercabang dua di ujung februari yang katanya memerah muda seperti warna kegemaranmu
Aku dan dia senantiasa ada jika desahan napasmu telah berkejaran di batas asa
***
Makassar, 28 Februari 2010
16.33 WITA
2 comments:
Tulisan yang menyentuh. Mmbca tlsan ini, Saya kembali terkenang dgn msa SMA & 2 org shbat sy..
Slmat,puisi ini layak dperhitungkan! Hehe
Layak diperhitungkan???
Wah terharu deh... (Loh apa hubungannya? ^_^)
Post a Comment