Monday, March 01, 2010

Untuk seorang sahabat pada masa Abu-abu


Aku Mengenalmu Lewat Senyum


Adalah kau yang melempar kuluman senyum itu di atas pandangan mataku yang terpukau pada pohon jambu putih di depan ruang kelasmu

Adalah kau yang menyapaku dan mencairkan kebekuan yang senantiasa melingkupiku semenjak belum satu pun wajah yang menghadangku

Adalah kau yang menggamit tanganku dan dia

Menyatukan kita bertiga dalam bingkai bernama persahabatan

Tertawa dan menangis bersama di segala tempat yang kita ikrarkan sebagai peneduh dikala hati mulai kempas kempis tak mampu menahan gejolak yang mendera-dera



Adalah kau yang menyakinkanku bahwa walau kita bertiga terhempas di pulau-pulau tak bernama yang berbeda tak akan merubah padanan hati yang telah mengikat

Adalah kau dan dia yang senantiasa tersimpan dalam dasar hati yang merah marun warnanya

Tiada akan kujadikan legenda semata

Namun kan kuabadikan sebagai kasih sayang teranyar yang pernah kulakoni


Maka saudaraku sekaligus sahabatku

Hari ini

Selamat milad kuucapkan padamu

Ingatlah!

Di kepalamu yang telah bercabang dua di ujung februari yang katanya memerah muda seperti warna kegemaranmu

Aku dan dia senantiasa ada jika desahan napasmu telah berkejaran di batas asa

***

Makassar, 28 Februari 2010

16.33 WITA


(Kupersembahkan sajak ini untuk seorang sahabat yang di medio ini baru saja mengetuk pintu kedewasaan umur. Ning Nong,,,! Selamat Milad nah say........! ^_^)


2 comments:

Unknown said...

Tulisan yang menyentuh. Mmbca tlsan ini, Saya kembali terkenang dgn msa SMA & 2 org shbat sy..
Slmat,puisi ini layak dperhitungkan! Hehe

aida_radar said...

Layak diperhitungkan???
Wah terharu deh... (Loh apa hubungannya? ^_^)