Thursday, January 08, 2009





UNTUK SAUDARAKU YANG TERDZALIMI, PALESTINA!


Oleh : Ummu S.A.R Badar*


Zionis Keparat!!! Pencuri tak tahu adat!!! Penyusup tak tahu malu!!! Israel Jahanam!!!

Mungkin itu hanya segelintir serapah yang berasal dari saudara-saudara kita yang tertindas di jalur Gaza sana. Ralat, bukan hanya berasal dari mereka, bahkan dari seluruh manusia dunia. Mereka yang tetap menimbulkan penderitaan bagi rakyat Palestina bukanlah manusia. Mereka tidak pantas, malahan sangat sangat tidak pantas menyandang nama MANUSIA. Karena manusia tidak akan mendzalimi manusia lainnya. Mereka, para penjajah Zionis itu lebih pantas disebut sebagai BINATANG, Gorilla tepatnya.

Tidak ada yang heran dengan serapah itu, karena pengikut Ariel Sharon tolol itu pantas mendapatkannya. Eh,,, bukan hanya pantas. Tapi sangat sangat pantas.

Bocah-bocah meringkuk dalam dekapan orangtuanya. Itupun jika mereka masih memiliki orangtua. Wanita-wanita berwajah sendu, memikirkan nasib kehidupan yang sebentar lagi akan dirampas dari urat nadi. Lansia-lansia duduk tepekur dalam diam, menanti hilangnya suara-suara gemuruh yang menghantarkan mereka tutup usia lebih awal. Pemuda-pemuda berteriak garang, maju digaris depan, menghalangi pencuri yang hendak mencaploki tanah kelahiran.

Gaza City berubah hitam. Pekat. Berbagai penerangan diputuskan.Yang nampak hanya kabut-kabut pekat membumbungi angkasa. Bangunan-bangunan bertingkat luluh lantak sejajar tanah. Debu-debu beterbangan aroma mesiu. Kota hiruk-pikuk. Pemilik sah tanah itu berlarian tak tentu arah untuk selamatkan nyawa. Deru misil-misil dari F-16 tolol menyiutkan nyali pendengarnya. Psikologi Anak-anak Yasser Arafat terguncang hebat. tapi mereka pasti tak kan pernah mundur. Perlawanan terhadap Israel Raya tetap dilancarkan. Karena mereka percaya, Surga Firdaus telah menunggu jiwa-jiwa yang syahid. Jihad Fi Sabilillah!

Ternyata pencuri keparat itu mempunyai niat jahat terselubung. Mengucilkan warga Gaza dari mata dunia. Menyekap mereka dalam rumah sendiri. Bahkan menutup jalan bantuan yang datang dari manusia-manusia peduli. Tak ada kata yang terlontar, selain Betapa tak tahu malu-nya Gorilla Israel.

Dimana para pengusung HAK ASASI MANUSIA?????? Mereka-mereka yang meneriaki hak kemerdekaan suatu individu. Bungkam! Yah,,, mereka diam, seakan sepi dari teori-teori yang dibuat sendiri. Bahkan negeri asal pembela Hak Asasi manusia, Amerika tak menunjukkan reaksi berarti untuk tragedi kemanusiaan itu. Padahal begitu gencarnya mereka membela pelanggaran-pelanggaran sepele. Mengapa mata kalian masih belum terbuka??? Hei…!!! Bangun!!! Ada pelanggaran Hak Asasi Manusia nyata di Gaza sana!!! Mengapa kalian masih bisu??? Bukankah perlakuan yang diterima manusia-manusia Palestina itu kasus Pelanggaran HAM Berat ??????

Perserikatan Bangsa-Bangsa tidak juga menunjukkan reaksi berarti. Hanya kalimat-kalimat kecaman dan usaha menuju meja perundingan. Tidak sadarkah kalian??? Gorilla Israel itu pembohong kelas kakap. Tidak tahukah kalian??? Penyusup itu pelanggar janji abadi.

Negara-negara Arab bahkan belum bereaksi. Liga Arab lagi-lagi hanya mengecam aksi brutal Israel itu. Ah… tidak pahamkah kalian wahai Liga Arab??? Bocah-bocah tertindas itu tidak membutuhkan kalimat kecaman, wanita-wanita sendu itu tidak menunggu ucapan prihatin, Lansia-lansia itu tidak mengharapkan kata-kata tanda peduli, pemuda-pemuda itu tak menanti barisan huruf belasungkawa dari kalian. Mereka menginginkan campur tangan kalian menghalau Zionis Israel angkat kaki dari tanah mereka. Mereka seakan berteriak marah, “Kembalikan Hak Kami!!! Mengapa kalian hanya diam melihat kami ditindas???”

Maafkan diri ini wahai bocah-bocah Palestina. Karena ketidakmampuan jiwa ini maju bersama kalian menghalau pencuri tolol itu. Namun do’a tak akan pernah berhenti terpatri untukmu dalam sujud panjang pada Ilahi, Allah SWT. Serta sedikit recehan dari kantong kering yang turut menyertainya. Percayalah wahai saudaraku, “Tuhan tahu tapi menunggu” (Tolstoy dalam Novel Edensor, Andrea Hirata)

Makassar, 8 Januari 2009

08.27 WITA

*Anggota Forum Lingkar Pena (FLP) Sulsel

No comments: