Saturday, December 13, 2008

ANDAI RASULULLAH BERTAMU KE RUMAH KITA

Bayangkan apabila Rasulullah saw dengan seizin Allah tiba-tiba muncul mengetuk pintu rumah kita…Beliau datang dengan tersenyum dan muka bersih di muka pintu rumah kita. Apa yang akan kita lakukan?

Mestinya kita akan sangat berbahagia, memeluk beliau erat-erat dan lantas Mempersilakan beliau masuk ke ruang tamu kita. Kemudia kita tentunya akan meminta dengan sangat agar Rasulullah saw sudi menginap beberapa hari di rumah kita.

Beliau tentu tersenyum…

Tapi barangkali kita meminta pula Rasulullah saw menunggu sebentar didepan pintu karena kita teringat Video CD rated R18+ yang ada di ruang tengah dan kita tergesa-gesa memindahkan dahulu video tersebut kedalam.

Beliau tentu tersenyum…
Atau barangkali kita teringat akan lukisan wanita setengah telanjang yang kita pajang di ruang tamu kita, sehingga kita terpaksa juga memindahkannya ke belakangan secara tergesa-gesa. Barangkali kita akan memindahkan lafal Allah dan Muhammad yang ada di ruang samping dan kita meletakkannya di ruang tamu.

Beliau tentu tersenyum…

Bagaimana bila kemudian Rasulullah saw bersedia menginap di rumah kita?

Barangkali kita menjadi malu bahwa anak kita lebih hapal lagu-lagu barat daripada menghapal Sholawat kepada Rasulullah saw. Barangkali kita menjadi malu bahwa anak-anak kita tidak mengetahui sedikitpun sejarah Rasulullah saw karena kita lupa dan lalai mangajari anak-anak kita.

Beliau tentu tersenyum…

Barangkali kita menjadi malu bahwa anak kita tidak mengetahui satupun nama keluarga Rasulullah saw dan sahabatnya tetapi hapal di luar kepala mengenai anggota Powers Rangers atau Kura-Kura Ninja. Barangkali kita terpaksa harus menyulap satu kamar mandi menjadi ruang Shalat. Barangkali kita teringat bahwa perempuan di rumah kita tidak memiliki koleksi pakaian yang pantas untuk berhadapan kepada Rasulullah saw.

Beliau tentu tersenyum…

Belum lagi koleksi buku-buku kita dan anak-anak kita.
Belum lagi koleksi kaset kita dan anak-anak kita.
Belum lagi koleksi karaoke kita dan anak-anak kita.

Kemana kita harus menyingkirkan semua koleksi tersebut demi menghormati junjungan kita? Barangkali kita menjadi malu diketahui junjungan kita bahwa kita tidak pernah ke masjid meskipun adzan berbunyi..

Beliau tentu tersenyum…

Barangkali kita menjadi malu karena pada saat maghrib keluarga kita malah sibuk di depan TV. Barangkali kita menjadi malu karena kita menghabiskan hampir seluruh waktu kita untuk mencari kesenangan duniawi. Barangkali kita menjadi malu karena keluarga kita tidak pernah menjalankan Shalat Sunnah. Barangkali kita menjadi malu karena kelyarga kita sangat jarang membaca Al Qur`an. Barangkali kita menjadi malu bahwa kita tidak mengenal tetangga-tetangga kita.

Beliau tentu tersenyum…

Barangkali kita menjadi malu jika Rasulullah saw menanyakan kepada kita siapa nama tukang sampah yang setiap hari lewat di depan ruamh kita. Barangkali kita menjadi malu jika Rasulullah saw bertanya tentang nama dan alamat tukang penjaga masjid di kampung kita.

Betapa senyum beliau masih ada disitu…

Bayangkan apabila Rasulullah saw tiba-tiba muncul di depan rumah kita…Apa yang akan kita lakukan? Masihkah kita kita memeluk junjungan kita dan mempersilakan beliau masuk dan menginap di rumah kita? Ataukah akhirnya dengan berat hati, kita akan menolak beliau berkunjung ke rumah kita karena hal itu akan sangat membuat kita repot dan malu.

Maafkan kamu ya Rasulullah…..

Masihkah beliau tersenyum?

Senyum pilu,…
Senyum sedih,… dan senyum getir…

Oh, betapa memalukannya kehidupan kita saat ini di mata Rasulullah…

Filed Under (Hikmah) by admin on 14-06-2008

Continuer by Aida Rahman Badar

2 comments:

Imron Kuswandi M. said...

Assalamu’alaikum wr. wb.

Saudaraku…,
Tidak terasa, 1 tahun telah berlalu.
Tidak terasa maut semakin dekat menjemput kita.

Semoga Allah senantiasa membimbing kita,
sehingga kelak kita dapat mengakhiri hidup ini,
dengan husnul khotimah.

Selamat tahun tahun baru 1430 H / 2009 M!

Saudaraku...,
Tanpa kita sadari, ternyata hidup ini teramat singkat. Mungkin tulisanku berikut ini dapat kita jadikan sebagai bahan renungan bersama.

+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

TERNYATA HIDUP INI SANGAT SINGKAT!
Assalamu’alaikum wr. wb.

Saudaraku…,
Tanpa kita sadari, sebagian diantara kita mungkin telah memasuki usia sekitar 37 tahun. Jika memang demikian, maka hal ini berarti bahwa tak terasa 37 tahun telah berlalu. Jika kita melihat data tentang rata-rata usia harapan hidup bangsa kita yang hanya berkisar 65 tahun, berarti kita telah melampaui separuh perjalanan. Padahal, masa 37 tahun yang telah kita lalui tersebut, ternyata terasa begitu cepat. Itu artinya masa yang belum kita lalui tentunya akan terasa lebih cepat lagi dibandingkan dengan masa yang telah kita lalui tersebut. Jadi..., nampaklah bahwa hidup ini ternyata teramat singkat. Dan pada akhirnya kita baru menyadari, bahwa ternyata maut itu begitu dekat di depan mata kita!!! Allah berfirman: "Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui". (QS. Al Mu’minuun. 112-114).

Saudaraku…,
Lalu bagaimanakah keadaan kita saat ini? Sudahkah kita mempersiapkan diri kita untuk menghadapi masa yang telah pasti itu? Yaitu ketika kita harus meninggalkan dunia ini untuk selama-lamanya? Dimana kita harus mempertanggung-jawabkan semua yang telah kita perbuat selama masa hidup kita di dunia yang teramat singkat ini?

Atau malah sebaliknya? Apakah kita masih terus saja disibukkan oleh urusan-urusan yang hanya bersifat keduniawian semata? Apakah kita masih menyibukkan diri untuk mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya dengan berbagai cara? Apakah kita masih menyibukkan diri untuk mengejar karier setinggi-tingginya tanpa mengindahkan norma-norma agama? Apakah kita masih ..., apakah kita masih ..., dst. yang kesemuanya itu (tanpa kita sadari) kita lakukan dalam upaya untuk menambah modal kita, agar kita dengan mudah dapat membanggakan diri kita, agar kita dengan mudah dapat menyombongkan diri kita, agar kita dengan mudah dapat ..., agar kita dengan mudah dapat ..., dst.? Na’udzubillahi mindzalika! Semoga bermanfaat...! {Tulisan ini diambilkan dari: www.imronkuswandi.blogspot.com Maaf, jika kurang berkenan}.

++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Oleh karena itu, alangkah bijaknya jika kita senantiasa mengingat kematian. Demikian pesan Rasulullah, pemimpin kita yang teramat kita cintai. Mungkin beberapa tulisanku berikut ini juga dapat kita jadikan sebagai bahan renungan bersama.

++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

ORANG YANG CERDAS
Assalamu’alaikum wr. wb.

Saudaraku…,
Saat ini, kita masih bisa bersenda gurau, kita masih bisa saling bertegur sapa, kita masih bisa saling berkirim kabar, kita masih bisa saling bertukar cerita. Dan yang pasti, kita masih bisa bersama-sama.

Namun, dibalik itu semua, sadarkah kita, bahwa pada saat yang bersamaan, satu per satu saudara-saudara kita telah dipanggil kembali untuk berpulang menghadap kepada Sang Kholiq, Pemilik seluruh alam semesta ini? Sementara yang lain (termasuk kita), baik disadari atau tidak, sedang menunggu untuk mendapatkan giliran yang sama. Yah…, cepat atau lambat, pada akhirnya kita akan kembali jua kepada-Nya, untuk selama-lamanya.

Saudaraku…,
Sadarkah kita, bahwa jika masa itu telah tiba (yaitu masa ketika kita harus meninggalkan dunia ini untuk selama-lamanya, ketika kita telah tutup usia), maka kita akan berjalan seorang diri, segala sesuatunya harus kita urusi sendiri?

Pada saat itu, tidak ada seorangpun yang peduli dengan urusan kita, sekalipun itu adalah orang tua kita, istri/suam

Imron Kuswandi M. said...

Assalamu’alaikum wr. wb.

Saudaraku…,
Tidak terasa, 1 tahun telah berlalu.
Tidak terasa maut semakin dekat menjemput kita.

Semoga Allah senantiasa membimbing kita,
sehingga kelak kita dapat mengakhiri hidup ini,
dengan husnul khotimah.

Selamat tahun tahun baru 1430 H / 2009 M!

Saudaraku...,
Tanpa kita sadari, ternyata hidup ini teramat singkat. Mungkin tulisanku berikut ini dapat kita jadikan sebagai bahan renungan bersama.

+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

TERNYATA HIDUP INI SANGAT SINGKAT!
Assalamu’alaikum wr. wb.

Saudaraku…,
Tanpa kita sadari, sebagian diantara kita mungkin telah memasuki usia sekitar 37 tahun. Jika memang demikian, maka hal ini berarti bahwa tak terasa 37 tahun telah berlalu. Jika kita melihat data tentang rata-rata usia harapan hidup bangsa kita yang hanya berkisar 65 tahun, berarti kita telah melampaui separuh perjalanan. Padahal, masa 37 tahun yang telah kita lalui tersebut, ternyata terasa begitu cepat. Itu artinya masa yang belum kita lalui tentunya akan terasa lebih cepat lagi dibandingkan dengan masa yang telah kita lalui tersebut. Jadi..., nampaklah bahwa hidup ini ternyata teramat singkat. Dan pada akhirnya kita baru menyadari, bahwa ternyata maut itu begitu dekat di depan mata kita!!! Allah berfirman: "Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui". (QS. Al Mu’minuun. 112-114).

Saudaraku…,
Lalu bagaimanakah keadaan kita saat ini? Sudahkah kita mempersiapkan diri kita untuk menghadapi masa yang telah pasti itu? Yaitu ketika kita harus meninggalkan dunia ini untuk selama-lamanya? Dimana kita harus mempertanggung-jawabkan semua yang telah kita perbuat selama masa hidup kita di dunia yang teramat singkat ini?

Atau malah sebaliknya? Apakah kita masih terus saja disibukkan oleh urusan-urusan yang hanya bersifat keduniawian semata? Apakah kita masih menyibukkan diri untuk mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya dengan berbagai cara? Apakah kita masih menyibukkan diri untuk mengejar karier setinggi-tingginya tanpa mengindahkan norma-norma agama? Apakah kita masih ..., apakah kita masih ..., dst. yang kesemuanya itu (tanpa kita sadari) kita lakukan dalam upaya untuk menambah modal kita, agar kita dengan mudah dapat membanggakan diri kita, agar kita dengan mudah dapat menyombongkan diri kita, agar kita dengan mudah dapat ..., agar kita dengan mudah dapat ..., dst.? Na’udzubillahi mindzalika! Semoga bermanfaat...! {Tulisan ini diambilkan dari: www.imronkuswandi.blogspot.com Maaf, jika kurang berkenan}.

++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Oleh karena itu, alangkah bijaknya jika kita senantiasa mengingat kematian. Demikian pesan Rasulullah, pemimpin kita yang teramat kita cintai. Mungkin beberapa tulisanku berikut ini juga dapat kita jadikan sebagai bahan renungan bersama.

++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

ORANG YANG CERDAS
Assalamu’alaikum wr. wb.

Saudaraku…,
Saat ini, kita masih bisa bersenda gurau, kita masih bisa saling bertegur sapa, kita masih bisa saling berkirim kabar, kita masih bisa saling bertukar cerita. Dan yang pasti, kita masih bisa bersama-sama.

Namun, dibalik itu semua, sadarkah kita, bahwa pada saat yang bersamaan, satu per satu saudara-saudara kita telah dipanggil kembali untuk berpulang menghadap kepada Sang Kholiq, Pemilik seluruh alam semesta ini? Sementara yang lain (termasuk kita), baik disadari atau tidak, sedang menunggu untuk mendapatkan giliran yang sama. Yah…, cepat atau lambat, pada akhirnya kita akan kembali jua kepada-Nya, untuk selama-lamanya.

Saudaraku…,
Sadarkah kita, bahwa jika masa itu telah tiba (yaitu masa ketika kita harus meninggalkan dunia ini untuk selama-lamanya, ketika kita telah tutup usia), maka kita akan berjalan seorang diri, segala sesuatunya harus kita urusi sendiri?

Pada saat itu, tidak ada seorangpun yang peduli dengan urusan kita, sekalipun itu adalah orang tua kita, istri/suam