PADA SEBUAH MALAM, ENGKAU BERJALAN
TELAPAK kaki
yang membawa langkah-langkahmu
pada sebuah
malam yang dinginnya asing
adalah
persembahan rahasia yang tak kau kehendaki.
Dan lengan
jalanan lengang dipilih menjadi altarnya.
Daunan pohon
di kiri-kanan mengingatkan
tak
henti-henti sebuah kejadian
dari mimpi
buruk dalam tidurmu.
Yang membuat
segenap waktu adalah duka
hingga kau
lupa pada rasa takut.
Dan
bayanganmu ditelan bayangan pohonan
yang hilang
jua di bawah bayangan langit.
Seperti
inikah kehidupan di belakang punggung matahari?
Engkau
bertanya kepada senyap yang melingkup.
Cahaya
matamu meraba-raba arah dalam redup.
Gerangan di
mana diletakkan seluruh tujuan.
Engkau terus
berjalan di sela-sela percakapan
angin dan
ranting-ranting yang tak kau pahami,
mengabaikan
setiap persimpangan yang kau temui.
Seperti
kakimu bukan kakimu,
seperti
tubuhmu bukan tubuhmu,
Seperti
segala sesuatu bukan milikmu,
kecuali
pertanyaan,
sebab
jawaban bukan pula pengetahuanmu.
Maka engkau
terus berjalan.
Engkau terus
berjalan…
*
(Puisi M.
Aan Mansyur dalam “Aku Hendak Pindah Rumah” hal. 158)
Puisi ini saya bacakan via Soundcould.
Sila mendengarkan. :D
2 comments:
Halo Kak Aida.. Aku blogwalking. This is so beatiful. I think I wanna try to read a poem like this :)
Qiaaa, baru lihat komennya dunkz...
Lama'mi ndak buka blogspot. huhu...
Terims sudah mendengarkan... ^^
Post a Comment