Terus Bangunkan Aku Andrea!
Akhirnya aku terbangun. Sadar dari tidur panjang yang melenakan. Bangkit dari putus asa yang menguasai lebih dari sebulan.
Untunglah Andrea Hirata menyadarkanku melalui buku ke-4 Tertralogi Laskar Pelanginya; Maryamah Karpov, bahwa ia telah melewati banyak peristiwa-peristiwa unik dalam perjalanannya merengkuh mimpi. kadang putus asa, kadang pesimis, kadang sangsi, namun demi mimpi dan keinginan kuat untuk bertemu A Ling, gadis Hokian yang mencuri hatinya sejak duduk di bangku SD Muhammadiyah Belitong. segala putus asa, pesimis, dan sangsi, bergumul menjadi kekuatan yang tak disangka-sangka. Melalui sahabat Jeniusnya Lintang, ia berhasil mengangkat kapal Lanun (baca; bajak laut) dari dasar sungai Linggang yang telah karam ratusan tahun lalu. Andrea mengatakan : kawan, jika engkau belum paham juga, inilah yang dimaksud dengan the power of love (hal.169). Yah cintanya pada A Ling berhasil membuatnya melewati segala rintangan yang menghadang, demi bisa melihat A Ling lagi. Meski hanya sekali.
Lalu bagaimana denganku? Apa hubungan Tetralogi itu denganku?
Aku, seseorang yang ingin menjadi penulis yang benar-benar bisa menulis dengan baik dan diakui. Namun selama proses belajar menjadi penulis, aku kadang bahkan sering dihinggapi perasaan tidak percaya diri, putus asa, pesimis, sangsi, dan sebagainya. Tentu saja bukan alasan perasaan itu muncul. Setelah menyelesaikan satu ide di kepala dalam bentuk hitam di atas putih, aku merasa tulisanku itu adalah tulisan yang paling bagus melebihi penulis-penulis kelas manapun. (Sok banget aku, he...he...6x). Namun setelah membaca karya teman-temanku di komunitas Forum Lingkar Pena (FLP) SulSel, dengan cepatnya rasa percaya diriku menyusut. Turun drastis tanpa banyak komentar. Aku sadar bahwa tulisanku tidak ada apa-apanya.
Dengan berkurangnya self confidence tadi, maka hilanglah pula semangatku untuk menulis lagi dan lagi. Ditambah lagi dengan komentar orang-orang yang kumintai pendapatnya mengenai tulisanku : saya tidak gregetan ketika membaca cerpen ini, saya tidak menemukan konflik apa yang kamu tawarkan, saya tidak mendapatkan inti dan pesan dari cerpenmu ini, ending-nya tidak saya dapatkan, dan masih banyak komentar yang menyedihkan lainnya. Sudah turun rasa percaya diri lewat karya-karya temanku, eh... ditambah lagi dengan komentar-komentar itu, hilanglah sudah PD itu. Maka tertidurlah aku dari mood menulis lagi. Ide-ide yang sempat tersirat, mandeg di tengah jalan karena tidak juga kutransferkan dalam komputer. Aku benar-benar terpuruk. Penyakit akut yang paling ditakuti penulis ternyata berhasil menjangkitiku. Cukup lama aku sakit.
Sampai akhirnya Ikal menyadarkanku. Dengan kisahnya yang juga mengalami rasa tidak percaya diri, namun karena kekuatan mimpi dan cinta, telah berhasil membawanya keluar sebagai pemenang. Dan aku ingin menjadi seperti dia. Berhasil mewujudkan mimpi sekolah di Sorbone University Prancis dan meraih gelar Master Of Science.
Aku berharap dengan kekuatan mimpi menjadi penulis dan kekuatan cinta pada kedua idolaku di Tidore sana, aku bisa mencapai mimpiku layaknya mimpi Andrea. Amin. Insya Allah.
Maka Andrea, terus bangunkan aku. Jangan biarkan aku lama pulas dengan ke-tidakpercayadiri-an dan putus asa.
Aida_Radar
No comments:
Post a Comment