Wednesday, May 01, 2013

MOVE ON



















DI SEBUAH DERMAGA

I
di dermaga itu pernah saya labuhkan kapal
bersandar lama. saya mencacat,
almanak di kabin nahkoda empat kali diganti abk
saya jarang keluar kapal
padahal ketika mata hanya punya lautan
tanah selalu mengambil tempat duduk di baris paling depan
hanya karena belabuh di dermaga itu. saya lalu lupa pada mobil, motor, becak dan sepeda yang berlalulalang di depan buritan.
sejak berlabuh waktu itu, saya punya hobi baru:
suka menyambut mentari yang tiba di ufuk pagi-pagi sekali sambil berdiri di atas haluan.
di tengah samudera, betapa tidak beruntungnya saya tidak pernah menuliskannya di buku agenda.
dermaga itu, seperti meniupkan kembali ruh di jasad saya.

II
kemarin
(setelah pohon kesturi yang saya tanam di dekat kantor syahbandar berbunga lagi)
sekonyong-koyong ada angin datang membawa kabar:
ada kapal yang akan tiba esok. saat ayam bangun tidur, kapal ini mesti berlayar kembali. 

III
di dermaga itu pernah saya labuhkan kapal
bersandar lama.
di situ pula saya angkat jangkar.
siap melarung laut kembali.

IV
semoga kapal yang datang besok
nahkodanya mampu membuat bunga kesturi yang saya tanam di dekat kantor syahbandar
(yang hanya pernah berbunga saja)
berbuah lebat.

 ***
—AR,Makassar,19.2.13;09:10am


*Ilustrasi diambil dari http://b.vimeocdn.com/ts/280/612/280612512_640.jpg

Monday, April 22, 2013

UNTUK NENDENK







KISAH CINTA DI TEPI LAUT

beberapa tahun sebelum hari ini, saya tidak pernah tahu bahwa dermaga pulau kami ternyata mempunyai kisah cinta. berawal dari sebuah kapal yang singgah, dermaga tahu ada kalanya langit suka memakai baju merah delima. begini ceritanya: suatu ketika sebuah cruise berlabuh di dermaga lalu terdiam di sana. lama. orang-orang pulau mulai bertanya-tanya. mengapa kapal bagus itu tidak bergegas angkat jangkar saat waktu berhenti usai? sama seperti saya, orang-orang tidak pernah tahu bahwa dermaga ternyata mempunyai kisah cinta. sampai kemudian pagi-pagi sekali angin berkeliling pulau membawa kabar gembira. orang-orang pulau bersuka cita. bukan, bukan karena yang singgah bahkan menetap di pulau mereka adalah sebuah kapal mewah. namun bahagia itu terjadi sebab semenjak dibangun duapuluh empat tahun silam, tak ada kapal yang benar-benar membuat dermaga jatuh cinta. kapal-kapal yang pernah datang itu hanya membuang jangkar lalu menariknya kembali dan berlalu tanpa ada tanda tersisa di dermaga yang mereka sayangi. akhirnya kemarin, lampu-lampu malam di pulau berwarna-warni. orang-orang pulau seberang mendapati tepian pulau seperti langit, kerlap bintang pindah di tepi laut di malam hari. orang ramai bersorak sorai. dermaga dan cruise berjanji sehidup semati. di buku diary pink saya mencatat:
terimakasih Allah, satu kisah cinta dari dan untuk-Mu telah dimulai.
***
-AR, Bandung.22.4.14;06.07am-
saya menyebut tulisan di atas puisi. saya menulisnya khusus untuk seorang sahabat
—nendenk, yang menemukan kekasihnya di dua kemarin pagi
Nd’, Baarakallaahu laka, wa baaraka 'alaika, wa jama'a baynakumaa fii khair
^___^


*Ilistrasi diambil dari: http://images.detik.com/customthumb/2012/11/20/1026/img_20121120003516_50aa6dd4d0105.jpg?w=600

Sunday, March 31, 2013

MALAM INI...




















BUTA AKSARA

wajahku adalah sepotong papan pengumuman
tanpa informasi jika mulai punya keinginan membaca riak laut
yang sengaja kautulis menggunakan gasing berisi peta
menuju ke keberadaanmu yang tersembunyi di sebuah celah,
entah masih di bumi
entah telah bermigrasi ke langit.

mengapa selalu menyuruhku membaca tanpa
pernah mengajari bagaimana mengeja alphabet?
mungkin aku butuh huruf braille sebab aku buta
pada tanda baca di benakmu yang tidak pernah (bisa) berarti apa-apa
setelah kenangan mengusir kita secara terpisah
 kau ke dasar laut dan aku di puncak gunung.

tepat hari ini,
meski telah menulis banyak cerita
aku tetap buta aksara.

maukah menjadi guru bahasa?

***

makassar, 31.3.2013;08.19pm