Pada
ceramah Tahun Baru 1437 Hijriyah bakda Isya tadi di Masjid Daarut Tauhiid Bandung, KH.
Miftah Faridl menyampaikan beberapa hal terkait hijrah. Selain menceritakan
kembali proses dan semangat hijrah Nabi SAW dari Makkah ke Madinah dan dorongan untuk
membumikan penanggalan hijriyah dalam keseharian, poin utama yang bisa saya
tangkap dari seluruh isi ceramah KH. Miftah
Faridl adalah penyampaian tentang salah satu ciri keberuntungan atau ciri kerugian
manusia dalam hidup.
Kata Pak Kiyai, salah satu cirri keberuntungan hidup bagi
manusia adalah diberinya kesempatan berumur panjang. Selanjutnya, kesempatan
umur panjang tersebut dimanfaatkan dengan selalu berusaha memperbaiki diri demi
menjadi pribadi yang lebih baik dari hari ke hari hingga kelak dapat meraih
khusnul khatimah. Kesempatan untuk tak henti-hentinya memperbaiki diri inilah
salah satu bentuk hijrah seorang muslim/muslimah untuk mendekati Rabb-nya. Meskipun demikian, hijrah hanya akan mencapai maknanya apabila dilakukan dengan ikhlas hanya untuk meraih ridha Allah Azza wa Jalla, sebagaimana keikhlasan Baginda Nabi SAW dan Para Sahabat yang berhijrah 1437 tahun silam.
Sedangkan salah satu ciri kerugian manusia dalam hidup adalah diberinya
kesempatan berumur panjang namun tak digunakan umur panjangnya itu untuk
berhijrah.
Allahualam.