KISAH CINTA DI TEPI LAUT
beberapa tahun sebelum hari ini, saya tidak
pernah tahu bahwa dermaga pulau kami ternyata mempunyai kisah cinta. berawal
dari sebuah kapal yang singgah, dermaga tahu ada kalanya langit suka memakai
baju merah delima. begini ceritanya: suatu ketika sebuah cruise berlabuh di dermaga lalu terdiam di sana. lama. orang-orang
pulau mulai bertanya-tanya. mengapa kapal bagus itu tidak bergegas angkat
jangkar saat waktu berhenti usai? sama seperti saya, orang-orang tidak pernah
tahu bahwa dermaga ternyata mempunyai kisah cinta. sampai kemudian pagi-pagi
sekali angin berkeliling pulau membawa kabar gembira. orang-orang pulau bersuka
cita. bukan, bukan karena yang singgah bahkan menetap di pulau mereka adalah
sebuah kapal mewah. namun bahagia itu terjadi sebab semenjak dibangun duapuluh
empat tahun silam, tak ada kapal yang benar-benar membuat dermaga jatuh cinta.
kapal-kapal yang pernah datang itu hanya membuang jangkar lalu menariknya
kembali dan berlalu tanpa ada tanda tersisa di dermaga yang mereka sayangi.
akhirnya kemarin, lampu-lampu malam di pulau berwarna-warni. orang-orang pulau
seberang mendapati tepian pulau seperti langit, kerlap bintang pindah di tepi
laut di malam hari. orang ramai bersorak sorai. dermaga dan cruise berjanji sehidup semati. di buku diary pink saya mencatat:
terimakasih
Allah, satu kisah cinta dari dan untuk-Mu telah dimulai.
***
-AR, Bandung.22.4.14;06.07am-
saya menyebut tulisan di atas puisi. saya menulisnya khusus untuk seorang sahabat
saya menyebut tulisan di atas puisi. saya menulisnya khusus untuk seorang sahabat
—nendenk,
yang menemukan kekasihnya di dua kemarin pagi
Nd’, Baarakallaahu laka, wa baaraka 'alaika, wa jama'a
baynakumaa fii khair
^___^
*Ilistrasi diambil dari: http://images.detik.com/customthumb/2012/11/20/1026/img_20121120003516_50aa6dd4d0105.jpg?w=600