Rintihan Jiwa-Jiwa Tanah
Oleh :Aida Radar
Lurus pandangan tatap tanah kelahiran
Dentuman, guncangan, dan pekat hiasi si biru cerah
Gelap tiba-tiba hampiriku diam juga pelan
Lingkaran hitam bola mata pun berubah putih
Benak tak jua bisa berhenti undang tanya
Bercampur galau yang susupi rongga dada
Untaian aksara berbaris bentuk satu makna
Apakah bumi pijakan ini adalah
Lukisan di depan indera jadi jawaban kegelisahan
Pertemuan denga embun kedamaian hanya imajinasi
Celoteh, canda dan tawa yang dulu menyambangi
Kini tersimpan rapi dalam album kenangan
Wahai kau yang duduk pandangiku dari
Apakah rintihanku ini sudah kau terima?
Adakah hatimu pilu tatapi beban rautku?
Mengalirkan butir bening matamu lihat mereka caploki tanahku?
Diri tak dapat tarik jawaban segala gundah
Karena penglihatanku tak deteksi keberadaanmu
Sebab aku masih terkungkung dalam rumah gerah
Namun yakin senantiasa berpadu di jiwa akan adanya kepedulianmu untukku
***